Halaman


Kamis, 06 Januari 2011

Surat Untuk Dirimu, Bunda

Surat Untuk Dirimu, Bunda

Saat ku pandangi langit malam, tiba-tiba ku teringat dirimu Bunda. Bunda aku sangat rindu dengan mu. Akankah kau kembali seperti dulu? Aku ingin sekali kembali ke masa itu. Saat kau membelai rambutku, aku merasakan betapa engkau sangat menjaga ku dan ketika kau mengecup kening ku, aku merasakan betapa besar kasihmu padaku.
Seharusnya kau melihat diriku yang mulai beranjak dewasa ini, pasti ku yakin kau akan sangat menjaga diriku dan memberikanku kasih sayang yang lebih. Semuanya hanya impian bagiku, ku tak dapat merasakan cinta mu lagi. Aku tau engkau slalu mengawasi setiap gerakku, aku juga tau bahwa cintamu tak akan pernah pupus sampai kapanpun. Tapi aku ingin yang sebenarnya, aku ingin memeluk dirimu, memeluk tubuh hangatmu yang penuh cinta dan merasakan detak jantungmu.
Kalau saja kejadian itu dapat diulang, Ku takkan membiarkanmu untuk pergi ke tempat itu. Aku sangat menyesal telah memintamu untuk pergi dan membelikan ku boneka yang amat sangat ku inginkan. Seharusnya ku tak perlu merengek sangat meminta boneka itu, ku sangat menyesal. Karna cinta mu padaku kau kehilangan nyawamu hanya untuk sebuah boneka tikus kesukaan ku.
Aku masi sangat ingat kejadian itu, Bunda. Saat engkau baru saja pulang kerja, aku langsung memeluk mu dan itulah terakhir kalinya ku memelukmu sambil ku bisikan “aku ingin sekali boneka yang ada di toko kemarin, bunda”, lalu engkau melepaskan pelukanku sambil tersenyum indah. Kemudiaan aku merengek meminta dibelikan boneka itu dan engkau berkata “jangan sekarang sayang, bunda sangat lelah. Besok pasti bunda belikan”, tapi aku tetap merengek sampai akhirnya kau mengambil kunci mobil dan bilang padaku “bunda akan membelikanmu boneka itu, tapi kau janji tak akan menangis lagi dan selalu tersenyum disetiap keadaan yang kau lalui. Aku sangat mencintaimu”. Aku sangat gembira ketika engkau akan membelikan boneka itu. Akhirnya aku dan ayah mendapatkan kabar bahwa engkau telah tiada dan aku menemukan kantong plastik bewarna merah muda yang ada di jok belakang mobilmu yang telah rusak parah karena kecelakaan itu berisikan boneka yang aku inginkan.
Sejak kejadian itu, aku menjadi anak yang tegar dan aku slalu berhati-hati mengambil semua keputusan agar aku tidak lagi menyesal dengan keputusan yang telah ku ambil.
Trimakasi Bunda. Aku sangat sayang padamu, suatu saat kita akan bertemu lagi
Surat Untuk Dirimu, Bunda


Saat ku pandangi langit malam, tiba-tiba ku teringat dirimu Bunda. Bunda aku sangat rindu dengan mu. Akankah kau kembali seperti dulu? Aku ingin sekali kembali ke masa itu. Saat kau membelai rambutku, aku merasakan betapa engkau sangat menjaga ku dan ketika kau mengecup kening ku, aku merasakan betapa besar kasihmu padaku.

Seharusnya kau melihat diriku yang mulai beranjak dewasa ini, pasti ku yakin kau akan sangat menjaga diriku dan memberikanku kasih sayang yang lebih. Semuanya hanya impian bagiku, ku tak dapat merasakan cinta mu lagi. Aku tau engkau slalu mengawasi setiap gerakku, aku juga tau bahwa cintamu tak akan pernah pupus sampai kapanpun. Tapi aku ingin yang sebenarnya, aku ingin memeluk dirimu, memeluk tubuh hangatmu yang penuh cinta dan merasakan detak jantungmu.

Kalau saja kejadian itu dapat diulang, Ku takkan membiarkanmu untuk pergi ke tempat itu. Aku sangat menyesal telah memintamu untuk pergi dan membelikan ku boneka yang amat sangat ku inginkan. Seharusnya ku tak perlu merengek sangat meminta boneka itu, ku sangat menyesal. Karna cinta mu padaku kau kehilangan nyawamu hanya untuk sebuah boneka tikus kesukaan ku.

Aku masi sangat ingat kejadian itu, Bunda. Saat engkau baru saja pulang kerja, aku langsung memeluk mu dan itulah terakhir kalinya ku memelukmu sambil ku bisikan “aku ingin sekali boneka yang ada di toko kemarin, bunda”, lalu engkau melepaskan pelukanku sambil tersenyum indah. Kemudiaan aku merengek meminta dibelikan boneka itu dan engkau berkata “jangan sekarang sayang, bunda sangat lelah. Besok pasti bunda belikan”, tapi aku tetap merengek sampai akhirnya kau mengambil kunci mobil dan bilang padaku “bunda akan membelikanmu boneka itu, tapi kau janji tak akan menangis lagi dan selalu tersenyum disetiap keadaan yang kau lalui. Aku sangat mencintaimu”. Aku sangat gembira ketika engkau akan membelikan boneka itu. Akhirnya aku dan ayah mendapatkan kabar bahwa engkau telah tiada dan aku menemukan kantong plastik bewarna merah muda yang ada di jok belakang mobilmu yang telah rusak parah karena kecelakaan itu berisikan boneka yang aku inginkan.

Sejak kejadian itu, aku menjadi anak yang tegar dan aku slalu berhati-hati mengambil semua keputusan agar aku tidak lagi menyesal dengan keputusan yang telah ku ambil.

Trimakasi Bunda. Aku sangat sayang padamu, suatu saat kita akan bertemu lagi.
.